Definition List

Header Ads

Orang Wana Merdeka?


Beberapa minggu terakhir, saya banyak menghabiskan waktu di Dusun Wana, Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu. Di sana, saya melihat aktivitas, sekaligus menjadi bagian dari orang Wana, saya merasakan betapa sulit akses jalan menuju perkampungan di sebelah barat Kota Palu itu.

Satu hari sebelum hari kemerdekaan, saya menyaksikan seorang tokoh masyarakat, Mamu, digotong karena sakit, menuju Salena dan akhirnya dibawa ke salah satu rumah sakit di Kota Palu.

Beberapa orang lelaki muda memikulnya dengan melewati jalan terjal tersebut. Itulah tantangan orang-orang Wana jika sakit dan harus dirawat di rumah sakit.

Jauh sebelum itu, tahun 2017 seorang ibu hamil mengalami pendarahan di pemukiman Wana, lalu kemudian harus dimasukan di dalam sarung kemudian digotong hingga ke wilayah yang bisa dilewati mobil di Salena. Hal semacam ini perlu diperhatikan oleh Pemerintah Kota Palu.

Selain itu, akses jalan rusak menjadi tantangan guru yang mengajar di Sekolah Dasar (SD) Kecil Wana. Menurut pengakuan salah seorang guru yang ditemui beberapa waktu yang lalu, jalan menjadi salah satu kendala. Kemudian di saat pandemi Covid-19 salah satu kebijakan pemerintah untuk belajar melalui siaran TVRI, tidak dilakukan di Wana, karena selain televisi, listrik juga belum ada di tempat itu.

Berdasarkan hasil diskusi dengan sejumlah masyarakat di Wana bahwa mereka sangat berharap Pemerintah Kota Palu memperhatikan masyarakat Wana. Seperti pengakuan Aci, Ketua RT Wana, mereka sangat berharap bahwa jalan harus diperhatikan.

“Semoga pemerintah bisa perhatikan kita punya jalan di Wana,” harap Aci dengan dialek bahasa Kaili Da’a.

Selanjutnya ia juga mengatakan, sejauh ini jika ada orang yang sakit, maka harus dipikul hingga ke Salena. Selain itu, menurutnya mereka juga butuh penerangan listrik.

Dusun Wana yang dihuni lebih dari 50 Kepala Keluarga (KK) itu menanti keseriusan pemerintah. Semoga di usia 75 tahun negeri ini, menjadi senyum bahagia bagi orang-orang Wana. ***

Penulis: Arman Seli (Pegiat masyarakat adat dan literasi lokal).

Tulisan ini terbit di Buletin Syajaratun edisi Agustus 2020 dan celebesta.com edisi 17/8/2020, dengan judul yang sama.

Posting Komentar

0 Komentar